BahanPembuatan Extacy dipostkan pada: 1 March 2022 6.49 pada kategori extacy - Berikut beberapa tips pembahasan bahan pembuatan dan info lainnya, yang berkaitan mengenai extacy bahan pembuatan di blog Koran Banua - Kalimantan Post. Ekstasi [MDMA] Apa itu ekstasi? MDMA Methylene Dioxy Meth Amphetamine atau yang umumnya dikenal sebagai ekstasi memiliki struktur kimia dan pengaruh yang mirip dengan amfetamin dan halusinogen. Ekstasi biasanya berbentuk tablet berwarna dengan disain yang berbeda-beda. Ekstasi bisa juga berbentuk bubuk atau kapsul. Seperti kebanyakan obat terlarang, tidak ada kontrol yang mengatur kekuatan dan kemurnian salah satu jenis narkoba ini. Bahkan tidak ada jaminan bahwa sebutir ekstasi sepenuhnya berisi ekstasi. Seringkali ekstasi dicampur dengan bahan-bahan berbahaya lainnya. Nama-nama lain Dolphin, Black Heart, Gober, Circle K, dll. Apa saja pengaruh langsung pemakaian ekstasi? Perasaan gembira yang meluap-luap. Perasaan nyaman. Rasa mual. Berkeringat & dehidrasi kehilangan cairan tubuh. Meningkatnya kedekatan dengan orang lain. Percaya diri meningkat dan rasa malu berkurang. Rahang mengencang dan gigi bergemeletuk. Paranoia, kebingungan. Meningkatnya kecepatan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah. Pingsan, jatuh atau kejang-kejang serangan tiba-tiba. Apa saja pengaruh jangka panjang pemakaian ekstasi? Sedikit yang diketahui tentang pengaruh jangka panjang dari pemakaian ekstasi, tetapi kemungkinan kerusakan mental dan psikologis sangat tinggi. Berikut adalah apa saja yang kita sudah tahu Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat. Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar dan berpikir dengan cepat. Ada bukti bahwa obat ini dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati. Pemakai teratur telah mengakui adanya depresi berat dan telah ada kasus-kasus gangguan kejiwaan. Ketergantungan Ada bukti bahwa orang dapat menjadi kecanduan ekstasi secara psikologis. Pemakai mengakui kesulitan mereka untuk berhenti atau mengurangi pemakaian. Sintesis Proses untuk produksi MDMA bervariasi sesuai dengan metode sintesis. Dalam literatur ilmiah menjelaskan beberapa puluh resep yang hanya tujuh bersifat subjektif, yang paling sederhana adalah bahwa bagian dari 3,4-methylenedioxyphenyl-2-propanon, produk komersial yang digunakan sebagai penyedap dan bahan untuk pembuatan parfum, . Dari 3,4-methylenedioxyphenyl-2-propanon MDP2P dapat diproduksi dengan proses konversi MDMA. Cara lain adalah dengan mensintesis dari piperonal , isosafrole , dan safrol . Safrol, minyak kuning pucat atau tidak berwarna, merupakan prekursor utama rute sintetis yang paling. Ada beberapa metode sintetik banyak dijelaskan dalam literatur ilmiah untuk mengkonversi safrol menjadi MDMA melalui intermediet yang berbeda, dari yang paling umum adalah MDP2P tersebut. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah safrol isomerisasi dengan adanya dasar yang kuat untuk isosafrol, pereaksi oksidasi berikutnya yang akan MDP2P. Metode lain dijelaskan terdiri dari menggunakan proses Wacker untuk mengoksidasi MDP2P safrol langsung menggunakan katalis paladium. Setelah MDP2P yang disintesis, suatu aminasi reduktif mengarah ke MDMA pasti, dengan yield yang relatif tinggi > 90%. Dalam proses, citra sintetis dari piperonal. Ini MDMA utama bahan kimia prekursor yang diproduksi di India , Cina , Polandia , Jerman dan negara-negara lainnya yang semakin berkembang. Safrol, suatu minyak esensial , ditemukan di alam sebagai komponen utama minyak sassafras . Minyak Sassafras adalah akar atau kulit pohon albidum Sassafras , dan bagian-bagian kayu yang tumbuh di atas tanah Amerika Selatan pohon Ocotea pretiosa . Safrol juga hadir dalam pala Myristica fragrans , dill Anethum graveolens , biji peterseli Petroselinum crispum , saffron Crocus sativus benih dan vanili Vanilla spp.. Oleh karena itu, jika paten MDMA terus berlaku saat ini dapat dipasarkan sebagai bahan alami atau semi-alami. Shabu-Shabu [methamphetamine] Sabu-sabu nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan. Jenisnya antara lain yaitu gold river, coconut dan kristal. Sekarang ada yang berbentuk ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice. Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan juga di kenal dengan julukan lain seperti Glass, Quartz, Hirropon, Ice Cream. Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong sejenis pipa yang didalamnya berisi air. Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. Efek yang ditimbulkan 1. Menjadi bersemangat 2. Gelisah dan tidak bisa diam 3. Tidak bisa tidur 4. Tidak bisa makan 5. Jangka panjang fungsi otak terganggu dan bisa berakhir dengan kegilaan. 6. Paranoid 7. Lever terganggu Gejala pecandu yang putus obat 1. Cepat marah 2. Tidak tenang 3. Cepat lelah 4. Tidak bersemangat/ingin tidur terus Sumber shabu-shabu merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Sabu-sabu juga bisa berupa hasil sintesa dari Amphetamine. Sabu-sabu dapat dibuat dengan cara Kondensasi Phenylacetone dan Methylamine atau Hidrogenisasi Ephedrine atau Pseudoephedrine. Cara mengidentifikasi 1. Penambahan Pereaksi Marquis formaldehid + H2SO4 pekat Berwarna merah kemudian coklat dan lama-lama menjadi hijau zaitun Sintesis Sebagaibahan pembuatan wearpack kain drill yang paling banyak dipakai yaitu berupa American drill dan Japan drill. American Drill ( #, Gloria 1788, Victoria 1668, Espero 1616, Putra Mill, Verlando, Ventura). Japan Drill (2860, Suka-Suka, Takashimura, Obor, Cap Tugu, Nagata Drill, Verlando Japan, Taipan Drill).
Venez visiter les arriĂšres cuisines d’un dealer de quartier, prĂȘt Ă  distiller tous ses petits secrets de fabrication et de cuisson ici peu importe les ingrĂ©dients, du moment qu’il y a le client. En aoĂ»t 2014, pendant le cĂ©lĂšbre Veld Festival Ă  Toronto, deux personnes sont mortes des mĂ©faits de la drogue. Un drame qui pointe du doigt deux problĂšmes la facilitĂ© de se procurer des cachets et l’aisance d’en absorber sans en connaĂźtre la composition. Un flĂ©au difficile Ă  contrĂŽler si la barrette de shit coupĂ©e au cirage est facilement reconnaissable, l’ecstasy trĂšs rapidement absorbĂ© ne dĂ©voile ses recettes » que lorsqu’il est trop tard. Toronto Crime Stoppers a donc dĂ©cidĂ© de rĂ©agir et s’est permis de revisiter les Ă©missions culinaires en version Breaking Bad. Dans le film central de la campagne, l’acteur Jason Jazrawy incarne un apprenti chimiste prĂȘt Ă  tout pour vendre et mĂȘme Ă  couper la prĂ©cieuse molĂ©cule aux sels de bain notamment. Prochain opus Apprendre Ă  cuisiner l’hĂ©roĂŻne », on a hĂąte de connaĂźtre la liste des ingrĂ©dients
 Une mise en scĂšne relayĂ©e sur le site Cook with Molly » en rĂ©fĂ©rence Ă  Molly », le petit nom donnĂ© Ă  l’ecstasy ou Ă  la MDMA. L’ensemble a Ă©tĂ© rĂ©alisĂ© par DDB Canada, en partenariat avec OMD.
BacaJuga: Resep 'Peanut Butter Cookies' Cukup dengan 3 Bahan Saja. Bahan-bahan yang dibutuhkan: 1. 1 liter susu sapi. 2. 2 buah lemon (berukuran besar) 3. 1 sdm garam. Cara membuatnya: Cara bikin keju homemade Foto: Istimewa. 1. Masukkan susu dan garam ke dalam panci lalu panaskan dengan api kecil.

Popok bayi terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk menampung sisa-sisa metabolisme seperti air seni dan feses. Solusi dalam memanfaatkan limbah popok adalah dengan cara memanfaatkan hidrogel dan plastik yang terdapat di popok. Plastik yang terdapat di popok dapat dimanfaatkan menjadi suatu bahan konstruksi ringan antara lain berupa paving block karena untuk meningkatkan kuat tekan. semen dan pasir untuk dicetak menjadi balok block merupakan suatu komposisi bahan bangunaan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Bata beton dapat bewarna seperti warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan digunakan untuk halaman baik di dalam maupun di luar bangunaan SNI 03-0691-1996. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai uji Kuat Tekan dan Penyerapan Air pada penambahan limbah popok terhadap Paving Block. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan Metode Regresi untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi campuran limbah popok yang bagus dalam pembuatan Paving Block. Bahan baku campuran semen, pasir, dan limbah popok. Perbandingan komposisi pasir dan limbah popok adalah 1PC 4PS 0P, 1PC 4PS 1PC 4PS 1P, 1PC 4PS 1PC 4PS 2P, 1PC 4PS 1PC 4PS penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara variasi terhadap nilai kuat tekan yang dihasilkan. Namun ada pengaruh penambahan limbah popok bayi dalam paving block pada variasi terbaik dan memenuhi kuat tekan yang dikategorikan kedalam paving block mutu B yaitu pada variasi 1PC4PS0,5P dengan nilai kuat tekan 183,33 Kg/cm2, 1PC4PS1P dengan nilai kuat tekan 225,00 Kg/cm2, dan 1PC4PS2P dengan nilai kuat tekan 175,00 Kg/cm2, Pada mutu C pada variasi 1PC4PS1,5P dengan nilai kuat tekan 151,67 Kg/cm2, 1PC4PS2,5P dengan nilai kuat tekan 145,00 Kg/cm2, dan 1PC4PS3P dengan nilai kuat tekan 135,00 Kg/cm2. Pada daya serap air pada masing–masing perbandingan popok bayi pada Paving Block tidak memenuhi standar SNI 03-0691 1996. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ... Based on research Pasaribu et al. 2020 related to the use of baby diaper waste as a mixed material for making paving blocks, the resulting compressive strength is good, which is at least 35 MPa. What is obtained is paving block based on SNI 03-0691-1996. ...Nurul MawaddahFebrian Rahmat Adias PutraBersinar waste bank is one of the waste management units in Bandung. The Bersinar waste bank is a solution to reduce waste generation at the sarimukti TPA, Bandung. Waste managed by Bersinar waste bank is in the form of organic and inorganic waste. This study aims to identify the methods of processing waste and processing products at the bersinar waste bank in Bandung. This research is qualitative research. The stages of this research are problem identification, literature review, determination of research aims and objectives, data collection, data analysis and interpretation, and reporting. This research data collection is divided into two, namely primary data observation and secondary data obtained from books or scientific journals literature review. The results of the identification of waste processing methods at the bersinar waste bank can be concluded that the bersinar waste bank uses physical, biological, and thermal methods. The first method to reduce waste is to process organic waste using maggot technology as a decomposer of organic waste into compost. the second method is the use of a bottle press to produce a cube of bottle waste. The third method is processing used baby diaper waste using a hydrothermal reactor machine and processing it into fibre to produce pock brick.... The result study of Kusuma 2013 showed that from the average compressive strength test it can be known that the mixture of the strongest carbide welding waste as the cement mixture for paving block making is at 47% mixture, while for the result of the smallest water absorption test is at 40% and for the greatest yield there is in the 37% mixture. Research conducted by Hartono, 2009 concluded that the highest mortar compressive strength of mixed ash of organic waste and carbide waste was obtained in a mixture of 70% ash of organic waste and 30% of carbide waste at kg/cm2 at 14 days. ...Acetylene sludge comes from the production of acetylene gas which is produced in large quantities from industrial plants. Since acetylene sludge waste has a baling and mortar properties as well as lime derivative products, they can be used as substitutes or substitutes for cement in concrete products and other construction materials. The aim of this study is to obtain a concrete with a proper strength and comply the toxicity standards by utilizing acetylene sludge waste. The waste containing of 60% acetylene sludge and 40% fly ash is utilized by mixing it on some series of trial that are 5%, 10%, and 15% waste from the main concrete materials. The concrete strength is measured using Compressive Strength Test Method that refers to Indonesian National Standard No. 19742011. Other than that, Toxicity Characteristic Leaching Procedure TCLP test were also done using Optical Emission Spectrometer to determine the leaching potential from concrete utilization. The concrete paste gave the value of slump 6 and 7 with concrete mixture declined by 15-18 cm. Result showed that the strongest concrete is from the mixture of 15% sand material that was substituted by the acetylene sludge waste with the strength value of MPa. TCLP test results were given the value of Barium mg/L and Chromium mg/L with a pH value of Referring to Indonesian Government Regulation No. 101 Year 2014, the quality standards of Barium and Chromium are 35 mg/L and mg/L. That showed the characteristic of concrete which is produced from acetylene sludge waste complies the standards and safe for the WidiatningrumTK Wiji is a nursery school which was built at Jl. Untung Suropati no. 10 kelurahan Tegalrejo kota Pekalongan based on NPSN 69879295 of 2005 by Yayasan 99. TK Wiji is growing fast due to its education system which is in line to the 2013 national curriculum with the vision of toodler characteristic development. The most fundamental of character education is environment education. Considering to this situation, we have found that the most common litter of the nursery is disposable diaper. This kind of diaper is hardly degraded into its monomer. Colon’s research in 2013 has found a strategy to use this diaper as compost. Based on the problem of disposable diaper wastes in the nursery and also the result of the background research about exploiting the waste as compost , then the environment education for toodler of TK Wiji by using diaper waste as a material for hidroponic cultivation was done. In the beginning, guidances were given to the teacher in 2 phases which are making diaper waste composite into organic fertilizer and making hidrogel for interior plant cultivation by using the gel of the waste. In the next step, the teachers were asked to make improvisation regarding toodler environment education by using the skills. In spite of this, there was still an argument about the time management in the learning process by using diaper waste as the material. Thus an implementation of the skill for toodler extracuricular was Abu Bakar Pembakaran Sampah Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Paving BlockAnis ArtiyaniArtiyani, Anis. 2002. Pemanfaatan Abu Bakar Pembakaran Sampah Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Paving Block, Badan Standar Nasional Indonesia. 1996. SNI 03-0691-1996. 1996 tentang Bata Beton paving block.Semen Portland PT. Semen Baturaja PerseroManiso BudiawanBudiawan, Semen Portland PT. Semen Baturaja Persero.Modul Pelatihan PembuatanUbin Atau Paving Blok Dan Batako. Kantor Perburuhan International ILOClaudia MĂŒllerEva FitrianiClaudia MĂŒller, Eva Fitriani, Halimah, dan Ira Febriana. 2006. Modul Pelatihan PembuatanUbin Atau Paving Blok Dan Batako. Kantor Perburuhan International ILO. JakartaPerbandingan Kuat Tekan Paving Block Ramah Lingkungan Kuipers, 1984. Commonsense Reasoning about Causality Deriving Behavior from StructureB HackleHackle, B. 1980 Performance of Interlocking Block Pavement Under Accelerated Trafficing. Proceeding of First International. Indah dan Kuat Tekan Paving Block Ramah Lingkungan Kuipers, 1984. Commonsense Reasoning about Causality Deriving Behavior from Structure. Artificial Intelligence 24 Mengurus Segala Kebutuhan Dan Masalah Bayi Sehari-Hari AndaSri NurhayatiMariyamSri Nurhayati, Mariyam. 2010. Optimal Mengurus Segala Kebutuhan Dan Masalah Bayi Sehari-Hari Anda. Garailmu Beton, Biro Penerbit Teknik Sipil Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil dan LingkunganK TjokrodimuljoTjokrodimuljo, K., 2007, Teknologi Beton, Biro Penerbit Teknik Sipil Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

BahanPembuat / Kandungan Detergen. Adapun bahan pembuat atau kandungan yang terdapat pada detergen adalah sebagai berikut. a. Bahan penurun tegangan permukaan pada detergen. Bahan penurun tegangan permukaan digunakan untuk memudahkan mengikat kotoran dan menimbulkan busa, antara lain sebagain berikut. Alkil Benzen Sulfonat (ABS) +
The use of plastic can cause environmental pollution and risk the health of consumers. One of ways to solve this problem is the use of biodegradable packaging food is that edible film. Raw material for preparing edible film can be derived from starch, one of them is Breadfruit starch. Edible film can protect the packaged product of the oxidation process by adding orange skin extract. This research aimed at knowing physical and chemical characteristics of edible film of breadfruit starch with the addition of orange skin extract and the implementation of the source of student learning on Polymer material. Edible film was prepared from breadfruit starch with variation by adding 0, 2, 4 and 6 grs orange skin extract. Physical analysis was tested by using Water Vapor Transmission Rate and chemical analysis was tested by using Water Content and Antioxidant Activity Tests. Research findings showed that along with increasing the composition of orange skin extract, edible film was impairing of water vapor transmission rate, and increasing of water levels and antioxidant activity. Research product appropriateness of preparing edible film of Breadfruit starch with the addition of orange skin extract as the source of student learning on Polymer material was on the category of good Edible Film, Starch, Breadfruit, Extract, Orange Skin Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 65 PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI PATI SUKUN DAN EKSTRAK KULIT JERUK SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI POLIMER Memi Rozalina1, Yusbarina2 1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN SUSKA Riau Email memirozalina 2Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN SUSKA Riau Email yusbarina Abstract The use of plastic can cause environmental pollution and risk the health of consumers. One of ways to solve this problem is the use of biodegradable packaging food is that edible film. Raw material for preparing edible film can be derived from starch, one of them is Breadfruit starch. Edible film can protect the packaged product of the oxidation process by adding orange skin extract. This research aimed at knowing physical and chemical characteristics of edible film of breadfruit starch with the addition of orange skin extract and the implementation of the source of student learning on Polymer material. Edible film was prepared from breadfruit starch with variation by adding 0, 2, 4 and 6 grs orange skin extract. Physical analysis was tested by using Water Vapor Transmission Rate and chemical analysis was tested by using Water Content and Antioxidant Activity Tests. Research findings showed that along with increasing the composition of orange skin extract, edible film was impairing of water vapor transmission rate, and increasing of water levels and antioxidant activity. Research product appropriateness of preparing edible film of Breadfruit starch with the addition of orange skin extract as the source of student learning on Polymer material was on the category of good Keywords Edible Film, Starch, Breadfruit, Extract, Orange Skin 1. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini kemasan yang lebih maju modern telah banyak digunakan secara meluas pada produk bahan pangan dan hasil pertanian adalah plastik [1], alasan penggunaannya karena plastik memiliki berbagai keunggulan seperti fleksibel, mudah dibentuk, transparan, tidak mudah pecah dan harganya yang relatif murah [2]. Disamping keunggulan tersebut, polimer plastik juga mempunyai berbagai kelemahan, yaitu tidak tahan panas, dapat mencemari produk sehingga mengandung resiko keamanan dan kesehatan konsumen [1]. Plastik yang berasal dari minyak bumi jumlahnya semakin terbatas dan sifatnya yang tidak mudah didegradasi meskipun telah ditimbun puluhan tahun, akibatnya terjadi penumpukan limbah plastik yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan [3]. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memakai pengemas makanan yang biodegradable yaitu edible film [4]. Edible film merupakan suatu kemasan primer yang ramah lingkungan yang berfungsi untuk mengemas dan melindungi pangan, dan dapat menampakkan produk pangan karena bersifat transparan, serta dapat langsung dimakan bersama produk yang dikemas karena terbuat dari bahan pangan tertentu [5]. Salah satu material yang dapat digunakan sebagai bahan baku adalah material polimer yang berbentuk bentuk pati [6]. Salah satu bahan biopolimer edible film tersebut adalah pati dari sukun. Buah sukun memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Pati yang diperoleh dari sukun menghasilkan 18,5 g/100 g dengan kemurnian 98,86% dan kandungan amilosa 27,68% dan amilopektin 72,32% [7]. Penelitian Weni Setiani menyebutkan bahwa sukun dapat digunakan sebagai bahan pembuatan edible film. Dimana hasil terbaik 66 edible film adalah pada formulasi pati sukun-kitosan 64. Selain berperan sebagai pengemas bahan pangan, edible film juga dapat berfungsi sebagai pembawa senyawa antioksidan [5]. Salah satu sumber antioksidan yang dapat digunakan adalah kulit jeruk. Kulit jeruk manis memiliki IC50 0,564 mg/mL dan kadar fenolik total adalah 277 mg/g GAE dan jumlah flavonoid 777,23 mg/100 g [8]. Edible film selain digunakan sebagai pengemas makanan juga dapat diimplementasikan ke sekolah pada materi polimer. Pada materi ini peserta didik hanya diberi pengetahuan melalui konsep-konsep dan kurang dibahas tentang polimer dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan kurang berminatnya peserta didik terhadap materi kimia polimer sehingga diperlukan suatu sumber belajar yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia dan dapat memberikan daya tarik kepada peserta didik dalam mempelajari kimia polimer. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Oktober 2016 di Laboratorium PEM Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Laboratorium HPLC Universitas Negeri Riau, SMK Telkom Pekanbaru dan MA Dar El Hikmah Pekanbaru. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sukun, larutan garam 1%, kulit jeruk, etanol 96%, gliserol, CMC Carboxy Methyl Cellulose, DPPH dalam etanol, aquades dan silica gel. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu pisau, blender, saringan, ayakan, gelas beaker, neraca analitik, kaca arloji, hot plate, rotary evaporator, magnetic stirer, cetakan plat kaca, termometer, oven, desikator, sonikator, microplate reader. Tahapan penelitian dilakukan dengan tiga tahapan yaitu a. Pembuatan Pati Sukun Sukun dibersihkan, dikupas dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam larutan garam selama 1 jam. Senjutnya dihancurkan dan disaring. Kemudian larutan pati yang didapatkan diendapkan selama 12 jam. Jika sudah 12 jam endapan dipisahkan dari air. Endapan pati yang didapat kemudian dikeringkan didalam oven dengan suhu ± 40oC. Kemudian pati sukun yang sudah kering dihaluskan dan diayak dengan ayakan 140 mehs sehingga didapatkan butiran pati sukun yang halus [10]. b. Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Kulit jeruk manis yang sudah dicuci bersih, diiris kecil‐kecil, kemudian dikering anginkan selama tiga hari. Selanjutnya kulit jeruk yang sudah mengering dihaluskan dengan blender dan diayak sehingga dihasilkan serbuk halus kulit jeruk [11]. Selanjutnya serbuk kulit jeruk diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% selama 24 jam [12]. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam sonikator untuk dilakukan proses sonikasi selama 1 jam dengan gelombang 40 Khz pada suhu ruang 28oC [13]. Setelah itu, dilakukan penyaringan menggunakan kapas hingga didapatkan filtrat kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator pada suhu 50oC [11]. c. Pembuatan Edible Film Larutan film dibuat dengan campuran 5 g pati sukun dan 2 mL gliserol dengan aquades sebanyak 100 mL didalam 4 buah gelas beaker. Larutan tersebut kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan magnetik stirrer selama 45 menit hingga mencapai suhu gelatinisasi [7]. Suhu gelatinisasi pati sukun adalah 70-75oC [10]. Kemudian ditambahkan CMC dengan konsentrasi 0,25g. Kemudian 67 larutan tetap dipanaskan sambil diaduk selama 10 menit. Suspensi dalam gelas beaker didinginkan sampai suhu ruang. Kemudian ditambahkan ekstrak kulit jeruk dengan variasi berat 0, 2, 4 dan 6 g, kemudian diaduk kembali pada hot plate stirrer. Suspensi sebanyak 30 mL dicetak diatas plat kaca. Pengeringan dilakukan pada suhu 45oC selama 15 jam. Kemudian edible film didinginkan pada suhu ruang 25oC selama 30 menit [5]. Prosedur analisis terdiri dari a. Analisis Fisik Laju transmisi Uap Air Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk Edible film dipotong berdiameter ± 5 cm dan diletakkan diantara dua wadah [14]. Wadah 1 berisi 15 mL aquades dan ditempatkan di wadah 2 yang berisi silica gel. Lalu disimpan pada suhu 25oC. Pengukuran dilakukan setelah penyimpanan selama 24 jam dan laju transmisi uap air dihitung dengan rumus [9] Laju transmisi Uap Air = Dimana W = perubahan berat edible film setelah 24 jam t = waktu 24 jam A = luas area permukaan film m2 b. Analisis Kimia Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk 1 Analisis Kadar Air Sampel ditimbang sebanyak 1 g dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam. Selanjutnya sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Kadar air dihitung dengan rumus [5] Kadar air = x100% 2 Analisis Aktivitas Antioksidan Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan Microplate reader two fold delution dengan metode DPPH 1,1-diphenyl-2-picryl hydrazil. Sampel sebanyak 1 g dalam 10 mL MeOH dalam hal ini konsentrasi sampel 100 mg/ mL. Baris A dimasukkan sampel sebanyak 100 ”L. Sebanyak 50 ”L MeOH dimasukkan pada masing-masing sumur pada baris B-F. Baris A dipipet sebanyak 50 ”L dan dimasukkan ke baris B, baris B dipipet 50 ”L dimasukkan ke baris C dan dilakukan sampai baris F, baris F dipipet 50 ”L lalu dibuang sehingga diperoleh konsentrasi 100, 50, 25, dan mg/mL. Sedangkan pada baris G-H diisi dengan MeOH 50 ”L. Khusus pada baris H diisi hanya sumur 1-6. Baris A-G ditambahkan DPPH sebanyak 80 ”L dengan konsentrasi 80 ”g/ mL, kemudian diinkubasi selama 30 menit. Aktivitas penangkapan radikal diukur dengan Microplate reader dan olah data. Nilai % inhibisi dihitung dengan rumus [15] % Hambatan x 100% Keterangan Akontrol =Absorbansi tidak mengandung sampel Asampel = Absorbansi sampel 3 Penilaian Produk Penelitian di Sekolah Dokumentasi penelitian dibuat sebagai sumber belajar dalam materi polimer. Selanjutnya produk penelitian yang telah dibuat akan dinilai oleh guru-guru kimia di SMK Telkom Pekanbaru dan MA Dar El Hikmah Pekanbaru dalam bentuk angket. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif dan 68 persentasenya digunakan rumus sebagai berikut [17] P = x 100% Keterangan F frekuensi yang sedang dicari presentasenya N jumlah frekuensi/ banyaknya individu P angka persentase 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pembuatan Pati Sukun Buah sukun adalah buah sukun yang sudah tua, dikarenakan kandungan karbohidratnya yang tinggi yaitu 28,20 g/100 g bahan [18]. Buah sukun yang telah dipotong direndam didalam larutan air garam 1% bertujuan untuk mengurangi pencoklatan. Buah sukun termasuk dalam buah-buahan yang mudah mengalami pencoklatan. Maka dari itu, perlu adanya perlakuan khusus terhadap buah ini untuk mempertahankan nilai gizi yang ada didalamnya [19]. Kemudian buah sukun dihancurkan dan disaring untuk memisahkan ampas buah sukun dan larutan pati. Larutan pati diendapkan selama 12 jam sampai lapisan air dan patinya memisah. Kemudian pati di keringkan pada suhu ± 40oC. Selanjutnya diayak untuk mendapatkan butiran pati sukun berwarna putih yang halus. b. Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Kulit jeruk yang digunakan adalah kulit jeruk manis yang masih segar. Kulit jeruk yang telah bersih dipotong kecil-kecil dan dikeringanginkan selama tiga hari. Pengeringan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan sampel yang tidak mudah rusak oleh adanya pertumbuhan jamur sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama [16]. Selanjutnya kulit jeruk yang sudah dihaluskan dan diayak untuk memperoleh serbuk yang homogen dan untuk mempermudah proses penarikan zat aktif pada saat ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi selama 24 jam menggunakan pelarut etanol 96%. Proses ekstraksi dapat dihentikan ketika tercapai keseimbangan antara konsentrasi metabolit dalam ekstrak dan dalam bahan tanaman [16]. Kemudian sampel disonikasi selama 1 jam. Sonikasi dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel dan menghasilkan kavitasi sehingga pelarut mudah berdifusi ke dalam sel tumbuhan[20]. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan filtrat yang didapat diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50oC untuk menghasilkan ekstrak kulit jeruk yang kental. c. Pembuatan Edible Film Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan edible film ini adalah pati sukun. Pati sukun memiliki kadar amilosa tinggi sekitar 27,68% [7]. Sehingga menghasilkan film yang lebih kuat dari pati yang mengandung lebih sedikit amilosa [21]. Namun penggunaan bahan tunggal masih memiliki kekurangan diantaranya adalah sifat rapuh dan kaku. Oleh karena itu perlu ditambahkan bahan tambahan yaitu plasticizer yang berfungsi untuk menambah sifat elastisitas. Salah satu jenis plasticizer yang banyak digunakan adalah gliserol [5]. Kemudian bahan tersebut dilarutkan dengan aquades. Selanjutnya dipanaskan dan diaduk menggunakan hot plate stirrer selama ± 30 menit hingga mencapai suhu gelatinisasi pada suhu 73 oC. Gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pada waktu mengalami kenaikan suhu yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk semula. Suhu gelatinisasi adalah suhu pada saat granula pati pecah [22]. Kemudian ditambahkan CMC yang dapat mengikat air yang berperan dalam 69 pembentukan gel [23]. Setelah itu dicetak di atas plat kaca. Sedangkan pada larutan edible film yang lain ditambahkan ekstrak kulit jeruk yang berfungsi sebagai pembawa senyawa antioksidan karena mengandung senyawa fenolik dan vitamin C. Keberadaan asam akan menyebabkan terjadinya hidrolisis molekul amilosa dan amilopektin menjadi rantai yang lebih pendek. Hal ini dapat menyebabkan pati menurun kemampuan gelatinisasi [24], sehingga perlu penambahan CMC. Kemudian di keringkan didalam oven suhu 45oC selama 15 jam. Gambar 1. Edible film dari pati sukun dengan variasi penambahan ekstrak kulit jeruk Edible film yang dihasilkan transparan dan semakin banyak ekstrak kulit jeruk yang ditambahkan maka akan memekatkan warna kuning yang dihasilkan oleh edible film. d. Analisis Fisik Laju transmisi Uap Air Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk Hasil analisis laju transmisi uap air pada edible film dapat di lihat pada gambar 2. Gambar 2. Hasil analisis laju transmisi uap air pada edible film Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan menurunkan nilai laju transmisi uap air edible film. Hal ini dikarenakan semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan meningkatkan total padatan sehingga terbentuk edible film yang tebal. Peningkatan jumlah padatan, akan memperkecil rongga dalam gel. Semakin tebal dan rapat matriks film dapat mengurangi laju transmisi uap air karena sulit untuk ditembus uap air [21]. Edible film yang mempunyai nilai laju transmisi uap air yang kecil cocok digunakan untuk mengemas produk yang mempunyai kelembapan yang tinggi [14]. e. Analisis Kimia Edible film dari Pati Sukun dengan Penambahan Ekstrak Kulit Jeruk 1 Analisis Kadar Air Hasil analisis kadar air pada edible film dapat di lihat pada gambar 3. Gambar 3. Hasil analisis kadar air pada edible film Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan menaikkan kadar air edible film. Kulit jeruk manis memiliki kadar fenolik total adalah 277 mg/g GAE [8]. Fenol yang terkandung pada ekstrak dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air, sehingga semakin banyak ekstrak yang ditambahkan maka akan menyebabkan ikatan hidrogen Tanpa ekstrak kulit jeruk Tanpa ekstrak kulit jeruk 70 bertambah sehingga kadar air akan meningkat [25]. Kadar air yang kecil akan memperpanjang masa simpan bahan makanan, karena dapat menghambat aktivitas mikroorganisme [26]. 2 Analisis Aktivitas Antioksidan Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode DPPH. Kuat tidaknya antioksidan dapat dilihat dari IC50. Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi aktvitas antioksidan [27]. Hasil analisis aktivitas antioksidan pada edible film dapat di lihat pada gambar 4. Gambar 4. Hasil analisis aktivitas antioksidan pada edible film Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan ekstrak kulit jeruk akan menaikkan aktivitas antioksidan edible film. Hal ini dikarenakan ekstrak kulit jeruk mengandung senyawa antioksidan berupa vitamin C asam askorbat dan senyawa fenolik. Asam askorbat digolongkan sebagai agen pereduksi karena efektif dalam melawan agen oksidasi [28]. Sedangkan senyawa fenol mempunyai mekanisme penangkapan radikal bebas [21]. f. Penilaian Produk Penelitian di Sekolah Penilaian kelayakan produk penelitian sebagai sumber belajar pada materi polimer dilakukan dalam bentuk angket. Indikator penilaian berupa kesesuaian isi produk penelitian pembuatan edible film dari pati sukun dengan penambahan ekstrak kulit jeruk dengan materi polimer sebagai sumber belajar dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil rekapitulasi data angket pada Tabel 1, didapatkan persentase 88,33% tergolong sangat baik digunakan untuk sumber belajar pada materi polimer. Tabel 1. Analisis Hasil Jawaban Penilaian Produk Penelitian Sebagai Sumber Belajar oleh Guru Kimia Kesesuaian produk penelitian terhadap tujuan pembelajaran Kemampuan produk penelitian untuk meningkatkan atau memelihara minat siswa/I terhadap materi yang diajarkan Aplikasi produk penelitian dalam kehidupan sehari-hari Tanpa ekstrak kulit jeruk 71 4. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya ekstrak kulit jeruk maka edible film mengalami penurunan nilai laju transmisi uap air, peningkatan kadar air dan peningkatan aktivitas antioksidan. Kelayakan produk penelitian pembuatan edible film sebagai sumber belajar pada materi polimer sebesar 88,33% yang dikategorikan sangat baik sebagai sumber belajar dalam materi polimer. 5. REFERENSI [1] Sari, T. I., Hotman, P. M., Fery, P., “Pembuatan Edible Film dari Kolang Kaling”, In Jurnal Teknik Kimia, Vol. 15, No. 4, pp. 28-30, Desembar, 2008. [2] Prasetyaningrum, A., Nur, R., Deti, N. K., Fransiska, D. “Karakterisasi Bioactive Edible Film dari Komposit Alginat dan Lilin Lebah sebagai Bahan Pengemas Makanan Biodegrdable”, In Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, Semarang, Indonesia, 2010, pp. 1. [3] Setiani, W., Tety, S., Lena, R., “Preparasi dan Karakterisasi Edible Film dari Poliblend Pati Sukun-Kitosan”, In Jurnal Valensi, Vol. 3, No. 2, ISSN 1978-8193, pp. 100-108, November, 2013. [4] Sinaga, L. L., Melisa, S. R. S., Mersi, S. S., “Karakteristik Edible Film dari Ekstrak Kacang Kedelai dengan Penambahan Tepung Tapioka dan Gliserol sebagai Bahan Pengemas Makanan”, In Jurnal Teknik Kimia, Vol. 2, No. 4, pp. 12, 2013. [5] Huri, D., Fithri, C. N., “Pengaruh Konsentrasi Gliserol dan Ekstrak Ampas Kulit Apel terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Edible Film”, In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 2, No. 4, pp. 30-32, Oktober, 2014. [6] Pradipta, I. M. D., Lizda. J. M., “Pembuatan dan Karakterisasi Polimer Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Glukomanan Umbi Porang”, In Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol. 1, No. 1, pp. 1, 2012. [7] Marpongahtun, Cut Fatimah Zuhra, “Physical-Mechanical Properties and Microstructure of Breadfruit Starch Edible Films with Various Plasticizer”, In Jurnal Eksakta, Vol. 13, No. 1-2, pp. 56-58, Agustus, 2013. [8] Muhtadi. Anggita, L. H., Andi, S., Tanti, A. S., Haryoto, “Pengujian Daya Antioksidan dari Beberapa Ekstrak Kulit Buah Asli Indonesia dengan Metode FTC”, In Simposium Nasional RAPI XIII, Surakarta, Indonesia, 2014, pp. 50. [9] Afriyah, Y., Widya, D. R. P., Sudarma, D. W., “Penambahan Aloe vera L. dengan Tepung Sukun Artocarpus communis dan Gayong Canna edulis Ker. terhadap Karakteristik Edible Film” , In Jurnal Pangan dan Argoindustri, Vol. 3, No. 4, pp. 1315-13117, September, 2015. [10] Triwarsita, W. S. A., Windi, A., Dimas, R. A. M., “Pengaruh Penggunaan Edible Coating Pati Sukun Artocarpus Altilis dengan Variasi Konsentrasi Gliserol sebagai Plasticizer terhadap Kualitas Jenang Dodol Selama Penyimpanan”, In Jurnal Teknosains Pangan, Vol. 2, No. 1, ISSN 2302-0733, pp. 125-126, Januari, 2013. [11] Friatna, E. R., Achmad, R., Tanti, H., “Uji Aktivitas Antioksidan pada Kulit Jeruk Manis Citrus sinensis sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker Wajah”, pp. 5-6, Agustus, 2011. [12] Kartikaningtyas, A. T., Prayitno, Sri, P. L., “Pengaruh Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Citrus sinensis terhadap Epitelisasi pada Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Sprague Dawley”, In Jurnal Maj Ked Gi Ind, Vol. 1, No. 1, ISSN 2460-0164, pp. 87, Juni, 2015. [13] Firdiyani, F., Tri, W. A., Widodo, F. M., “Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang Berbeda”, In Jurnal JPHPI, Vol. 18, No. 1, DOI pp. 30, April, 2015. 72 [14] Amaliya, R. R., Widya, D. R. P., “Karakteristik Edible Film dari Pati Jagung dengan Penambahan Filtrat Kunyit Putih sebagai Antibakteri”, In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 2, No. 3, pp. 46-48, Juli, 2014. [15] M. Almurdani, “Eksplorasi Senyawa Antioksidan, Antimikrobial dan Toksisitas dari Akar Tanaman Bayam Berduri Amaranthus spinosus”, J. K, Tesis Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia, 2013. [16] Erawati, “Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Garciniadaedalanthera Pierre dengan Metode DPPH 1,1-Difenil Pikrilhidrazil dan Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Fraksi Paling Aktif”, J. F, Skripsi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia, 2012. [17] Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2006, pp. 43. [18] Hendri, L. Marlina, Liferdi, “Diversifikasi Pangan dan Gizi dengan Alpukat, Pisang dan Sukun”, In Seminar Nasional Program dan Strategi Pengembangan Buah Nusantara, Solok, Indonesia, 2010, pp. 298-299. [19] Sutikno, “Pengaruh Pemblansiran Irisan Buah Sukun Artocarpus communis Terhadap Pencoklatan dan Kadar Pati sebagai Alternatif Sumber Belajar Kimia SMA Kelas XII”, J. P. K, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia, 2008. [20] Kartini, Fitria Dwi, “Pengaruh Perbedaan Pelarut Ekstraksi Terhadap Kadar Genistein dan Aktivitas Hambatan Tirosinase Edamame Glycine max In Vitro”, J. F, Skripsi Universitas Jember, Jember, 2015. [21] Kusumawati, D. H., Widya, D. R. P., “Karakteristik Fisik dan Kimia Edible Film Pati Jagung yang Diinkorporasi dengan Perasan Temu Hitam”, In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 1, No. 1, pp. 91-94, Oktober, 2013. [22] Coniwanti, P., Linda, L., Mardiyah, R. A., “Pembuatan Film Plastik Biodegredabel dari Pati Jagung dengan Penambahan Kitosan dan Pemplastis Gliserol”, In Jurnal Teknik Kimia, Vol. 20, No. 4, pp. 24, Desember, 2014. [23] Herawan, Cindy Dwi., “Sintesis dan Karakteristik Edible Film dari Pati Kulit Pisang dengan Penambahan Lilin Lebah Beeswax”, J. K, Skripsi Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia, 2015. [24] Kusnandar, Feri, “Karbohidrat”, Kimia Pangan Komponen Makro, Jakarta Dian Rakyat, 2011, pp. 105-125. [25] Ilah, Fina Mahabbatul, “Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Salam Eugenia polyantha dan Daun Beluntas Pluchea indicaless terhadap Sifat Fisik, Aktivitas Antibakteri dan Aktivitas Antioksidan pada Edible Film Berbasis Pati”, J. B, Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Indonesia, 2015. [26] Hidayah, B. I., Neni, D., Endar, P., Pembuatan Biodegradable Film dari Pati Biji Nangka Artocarpus hetrophyllus dengan Penambahan Kitosan”, In Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”, Purwokerto, Indonedia, 2015, pp. 5. [27] Zuhra, C. F., Juliati, Br. T., Herlince, S., “Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dari Daun Katuk Sauropus androgunus L Merr.”, In Jurnal Biologi Sumatera, Vol. 3, No. 1, ISSN 1907-5537, pp. 7-9, Januari, 2008. [28] Santoso, B., Gatot, P., Rahmad, H. P., “Sifat Fisik dan Kimia Edible Film Berantioksidan dan Aplikasinya sebagai Pengemas Primer Lempok Durian”, In Jurnal Agribisnis dan Industri Pertanian, Vol. 6, No. 1, ISSN 1412-8888, pp. 79, 2005. Yannie Asrie WidantiNur’ainiY W WulandariE E K SariModified Cassava Flour Mocaf was expected to replace that of wheat, until presently, its Mocaf application to cake products is still very limited. Local foodstuffs such as arrowroot, breadfruit, and pumpkin are being used as substitutes for Mocaf-based products, to increase nutritional value, functional properties, and improve sensory characteristics. The aim of this study was to make the right formulation of sponge cake products with Mocaf and other substitutes, such as arrowroot, breadfruit, and pumpkin flour. Also, the research design used was a complete factorial randomized type with two factors, namely the ratio of Mocaf to substitute flour 6040, 5050, and 4060, and the types of powdered alternative consisting of arrowroot, breadfruit, and pumpkin flour. Furthermore, the results showed that the most preferable sponge cake panelists were those with the use of 40% Mocaf and 60% arrowroot flour. The nutritional composition of the product was water, ash, protein, fat, and carbohydrate contents by difference. Therefore, the product had the sensory properties of a pale-yellow color, little Mocaf taste, very soft and smooth texture, a small aftertaste, and Fatimah Zuhra MarpongahtunBreadfruit contains starch can be used as raw material of edible film. Research on preparation of edible films using various types of plasticizer xylitol, sorbitol and PEG 400 has been done. The edible films were evaluated of physical-mechanical properties and microstructure. The results of this study indicate that the addition of plasticizer effect on the physical and mechanical characteristics, the edible film thickness, tensile strength and water vapor transmission rate greater using PEG 400 but percent elongation smaller than xylitol and sorbitol. Surface analysis of film was performed using Scanning Electron Microscopy SEM method. Keyword Edible Film; Pati Sukun; Plasticizer; Silitol; Sorbitol ; PEG 400 Muhtadi MuhtadiSenyawa fenolik dan flavonoid sebagai antioksidan dapat mengurangi kecepatan peroksidasi lemak. Kerusakan sel yang dipicu oleh stress oksidatif yang disebabkan oleh peroksidasi lemak karena produksi ROS yang berlebih dapat dicegah oleh antioksidan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kadar fenolik dan flavonoid total serta aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah rambutan, durian, jeruk manis, kelengkeng dan biji kelengkeng. Kadar fenolik total diuji menggunakan metode Folin-Ciocalteu, kadar flavonoid total diuji menggunakan reagen alumunium klorida, dan aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode FTC ferri tiosianat dimana radikal yang terbentuk akan mereduksi ferro menjadi ferri sehingga terjadi kompleks dengan tiosianat yang dibaca pada λmax 484 nm. Hasil penelitian kulit buah rambutan, durian, jeruk manis, kelengkeng dan biji kelengkeng menunjukkan kadar fenolik total ekstrak secara berurutan adalah 373,19, 64,27, 295,57, 252,93 dan 106,97 mg/g GAE gallic acid equivalent. Kadar flavonoid total secara berurutan adalah 12,18, 45,81, 9,28, 8,76 dan 5,17 mg/g QE quercetin equivalent. Potensi persen penghambatan peroksidasi lemak secara berurutan adalah 35,29%, 22,06%, 26,47%, 38,97%, dan 31,62%. Aktivitas antioksidan ekstrak biji kelengkeng, ekstrak kulit buah durian dan kelengkeng memiliki persen penghambatan peroksidasi lemak yang lebih besar daripada vitamin E sebesar 30,88%.Cut Fatimah Zuhra Juliati TariganHerlince SihotangIsolation of flavonoid compound on leaf of katuk Sauropus androgunus L Merr was done by maseration using methanol, then concentrated extract was fractionation with n-hexane. Separation carry out with column chromatography using silica gel adsorbent 60 neutral G of E type and mobile phase n-hexane acetate ethyl 3 7 v/v. The result spectrum UV estimated obtained flavonoid that type of flavanon. Flavonoid obtained was examinated antioxidant test with method of DPPH using visible spectrophotometer at wavelength 515 nm during 0-30 minutes produce decrease of absorbance from each test solution compared with solution control with value of IC50 equal to 80,69 ÎŒg/ml. That is showing the flavonoid have strong antioxidant activity, because IC50 less than 200 ÎŒg/ Aloe vera L. dengan Tepung Sukun Artocarpus communis dan Gayong Canna edulis Ker. terhadap Karakteristik Edible FilmY AfriyahD R P WidyaD W SudarmaAfriyah, Y., Widya, D. R. P., Sudarma, D. W., "Penambahan Aloe vera L. dengan Tepung Sukun Artocarpus communis dan Gayong Canna edulis Ker. terhadap Karakteristik Edible Film", In Jurnal Pangan dan Argoindustri, Vol. 3, No. 4, pp. 1315-13117, September, Penggunaan Edible Coating Pati Sukun Artocarpus Altilis dengan Variasi Konsentrasi Gliserol sebagai Plasticizer terhadap Kualitas Jenang Dodol Selama PenyimpananW S A TriwarsitaA WindiR A M DimasTriwarsita, W. S. A., Windi, A., Dimas, R. A. M., "Pengaruh Penggunaan Edible Coating Pati Sukun Artocarpus Altilis dengan Variasi Konsentrasi Gliserol sebagai Plasticizer terhadap Kualitas Jenang Dodol Selama Penyimpanan", In Jurnal Teknosains Pangan, Vol. 2, No. 1, ISSN 2302-0733, pp. 125-126, Januari, Aktivitas Antioksidan pada Kulit Jeruk Manis Citrus sinensis sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker WajahE R FriatnaR AchmadH TantiFriatna, E. R., Achmad, R., Tanti, H., "Uji Aktivitas Antioksidan pada Kulit Jeruk Manis Citrus sinensis sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker Wajah", pp. 5-6, Agustus, Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Citrus sinensis terhadap Epitelisasi pada Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Sprague DawleyA T KartikaningtyasPrayitnoP L SriKartikaningtyas, A. T., Prayitno, Sri, P. L., "Pengaruh Aplikasi Gel Ekstrak Kulit Citrus sinensis terhadap Epitelisasi pada Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Sprague Dawley", In Jurnal Maj Ked Gi Ind, Vol. 1, No. 1, ISSN 2460-0164, pp. 87, Juni, Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang BerbedaF FirdiyaniW A TriF M WidodoFirdiyani, F., Tri, W. A., Widodo, F. M., "Ekstraksi Senyawa Bioaktif sebagai Antioksidan Alami Spirulina platensis Segar dengan Pelarut yang Berbeda", In Jurnal JPHPI, Vol. 18, No. 1, DOI pp. 30, April, Edible Film dari Pati Jagung dengan Penambahan Filtrat Kunyit Putih sebagai AntibakteriR R AmaliyaD R P WidyaAmaliya, R. R., Widya, D. R. P., "Karakteristik Edible Film dari Pati Jagung dengan Penambahan Filtrat Kunyit Putih sebagai Antibakteri", In Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 2, No. 3, pp. 46-48, Juli, Senyawa Antioksidan, Antimikrobial dan Toksisitas dari Akar Tanaman Bayam Berduri Amaranthus spinosusM AlmurdaniM. Almurdani, "Eksplorasi Senyawa Antioksidan, Antimikrobial dan Toksisitas dari Akar Tanaman Bayam Berduri Amaranthus spinosus", J. K, Tesis Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia, 2013.
Daritempat tinggal tersangka di Jalan Tukad Balian Denpasar Selatan diamankan barang bukti berupa 286 butir extacy dengan berat bersih 92,92 gram dan sebuk berat bersih 106,92 gram, bahan baku pembuat extacy, alat pembuat extacy, dan 3 timbangan elektrik.
ecstasy eks'tă-sē, Avoid the misspellings ecstacy and The popular name for 304 methylenedioxymethamphetamine. 2. A drug of abuse, used at clubs, raves, and rock concerts. This agent was first synthesized in Germany in the early 1900s and used during World War I to induce soldiers to charge from the line of trenches into the line of fire. It acts acutely to increase energy, provide a sense of camaraderie and attachment, increase sexual desire, and induce euphoria. Besides sexual side effects, produces increased heart rate, chills, seating, dehyration, and various strictly psychiatric symptoms. Dosages not much higher than recreational amounts can be toxic to serotonergic and other neurons. Long-term use associated with changes in serotonergic neurons may predispose an abuser to long-term psychiatric symptoms. 3. Mental exaltation, and/or a rapturous experience. Farlex Partner Medical Dictionary © Farlex 2012ecstasy ĕkâ€Čstə-sēn. pl. ecstasies often Ecstasy Slang American Heritage Medical Dictionary Copyright © 2007, 2004 by Houghton Mifflin Company. Published by Houghton Mifflin Company. All rights Hug drug, love drug Substance abuse An oral designer analogue of amphetamine, a 'schedule I' controlled substance which may be fatal due to heat exhaustion and dehydration, combination with methadone, LSD, opiates–eg, heroin or Fentanyl, or anesthetics–eg, Ketamine; it is a popular 'recreational' drug of abuse, especially in a dance-party–see Rave–setting; at moderate doses, it causes euphoria, sense of well-being, enhanced mental or emotional clarity; at higher doses, hallucinations, sensations of lightness, depression, paranoid thinking, violent behavior Toxicity Serotonin neurotoxicity, sweating, dilated pupils, blurred vision, tachycardia, arrhythmias, fever, spasticity, hypotension, bronchospasm, acidosis, anorexia, N&V, HTN, faintness, chills, insomnia, convulsions, loss of voluntary muscle control, anxiety, or paranoia. See Designer drugs, 'Ice. ', Rave party. Cf Eve. McGraw-Hill Concise Dictionary of Modern Medicine. © 2002 by The McGraw-Hill Companies, ek'stă-sē A drug of abuse used especially at clubs and raves; increases energy, heightens sexual urges, and induces euphoria. Even small recreational dosage can lead to hazardous reactions. Medical Dictionary for the Health Professions and Nursing © Farlex 2012ecstasy A popular name for the drug 3,4-methylene dioxymethamphetamine MDMA, a hallucinogenic amphetamine with effects that are a combination of those of LSD and amphetamine amfetamine. Ecstasy is widely used to promote an appropriate state of mind at rave’ all-night dance session, but the combination of strenuous physical exercise and the direct toxic effect of the drug has led to a number of deaths in young people. Such death result from an uncontrolled rise in body temperature hyperthermia, kidney failure, muscle breakdown rhabdomyolysis and sometimes liver failure. Urgent measures to reduce body core temperature can save life. The drug can also precipitate a persistent paranoid PSYCHOSIS. Claims that ecstasy can damage the dopamine system of the brain and cause Parkinson's disease have been Dictionary of Medicine © Robert M. Youngson 2004, 2005ecstasy ek'stă-sē A drug of abuse, used at clubs, raves, and rock concerts. Medical Dictionary for the Dental Professions © Farlex 2012 26Jenis Bahan Serat Alam Terlengkap Beserta Contohnya. by Lala Nilawanti 9 bulan yang lalu. Jenis Bahan Serat Alam – Dalam kehidupan sehari-har Grameds pasti tidak jauh dari jenis bahan serat alam yang menjadi salah satu bahan baku untuk pembuatan pakaian atau bahan tekstil lainnya. Bahan serat ini memang berasal dari alam dan bukanlah serat O ecstasy Ă© tomado normalmente por via oral em comprimidos, pĂ­lulas ou cĂĄpsulas. Tomar mais de um comprimido de ecstasy por vez Ă© chamado de “bumping” nos EUA. O ecstasy Ă© uma droga sintĂ©tica artificial fabricada em laboratĂłrio. Os fabricantes podem adicionar Ă  droga qualquer coisa que escolham, tal como cafeĂ­na, anfetamina1 e atĂ© mesmo cocaĂ­na. O ecstasy Ă© uma droga ilĂ­cita e os seus efeitos sĂŁo semelhantes aos dos alucinĂłgenos e estimulantes. Os comprimidos sĂŁo de cores diferentes e algumas vezes sĂŁo estampados com desenhos. Misturar ecstasy com ĂĄlcool Ă© extremamente perigoso e pode, de fato, ser mortal. Os efeitos estimulantes de drogas como o ecstasy fazem o usuĂĄrio dançar por vĂĄrias horas e quando se combinam com os locais quentes e lotados das raves, podem levar Ă  desidratação extrema e insuficiĂȘncias cardĂ­aca e renal. Efeitos a curto prazo Desmaios, calafrios ou suores, tensĂŁo muscular, raciocĂ­nio prejudicado, depressĂŁo, visĂŁo embaçada, problemas para dormir, falsa sensação de afeto, nĂĄusea, ansiedade extrema, fissura pela droga, ranger involuntĂĄrio dos dentes, confusĂŁo, paranoia2. Efeitos a longo prazo O uso prolongado causa danos cerebrais duradouros e talvez permanentes que afetam a capacidade de discernimento e raciocĂ­nio da pessoa. “O ecstasy me enlouqueceu. Um dia mordi um copo como se fosse uma maçã. Tive que ter a boca cheia de cacos de vidro para perceber o que estava acontecendo comigo. Outra vez, rasguei trapos com os dentes durante uma hora.” — Ann 4Iki. 222 204 256 76 134 196 278 186 431

bahan bahan pembuatan extacy